WELLCOME TO 1001 BUAH KATA

My photo
Saya ..... Saya lahir di bumi. Cuma orang biasa. Makan tiap hari pake tahu dan tempe. Paling makan enak sehari sekali .... maksudnya tempe dan tahu juga enak ... hehehe. Lumayan dari pada ga makan ... hehehe

1001 BUAH KATA PRESENT : KEDAMAIAN SEJATI

Suatu hari, makhluk dari Mars yang disebut lelaki bertemu dengan makhluk dari venus yang bernama perempuan. Keduanya saling menatap dan memperhatikan dan akhirnya Keduanya saling jatuh cinta. Mereka hidup akur. Namun kemudian mereka pndah ke bumi. Di Bumi, mereka menderita amnesia selektif. Mereka sadar bahwa tubuh mereka berbeda, namun lupa bahwa jiwa mereka juga berbeda. Akibatnya, mereka saling menuntut, "sikapmu harus begini, sikapmu harus begitu !. Bertengkarlah mereka. Demikian benang merah dari buku Men are from Mars, Women are from Venus karangan psikolog John Gray.

Itulah sebenarnya, inti persoalan hubungan lelaki dan perempuan. Kita sadar dan menyukai perbedaan fisik, namun kita lupa dan kurang peka terhadap perbedaan psikis.

Pada umunya, lelaki lebih mengutamakan tujuan dan hasil, sedangkan perempuan lebih mementingkan proses pelaksanaannya. lelaki lebih memakai pikirannya, sedangkan perempuan lebih memakai perasaan.

Suatu hal bisa menjadi masalah besar di mata perempuan, padahal di mata lelaki hal tersebut bukan masalah. Seorang istri mengeluh suasana kerja di kantornya. Suaminya menyelutuk, "ah begitu saja kok repot !" Sang istri kecewa, karena suaminya menganggap sepele hal yang mengganggunya. "Kalau nggak betah, ya keluar saja." Istrinya sewot, karena ia sama sekali tak bermaksud keluar dari pekerjaannya. Sebenarnya, ia curhat kepada suaminya tentang masalahnya bukan untuk meminta solusi, melainkan minta didengarkan, sekadar berbagi perasaan dengan sang suami.

Kebutuhan dasar jiwa lelaki dan perempuan memang berbeda. Lelaki lebih butuh diakui, diterima, diandalkan, dikagumi dan di taati. Sedangkan perempuan lebih butuh dipedulikan, dimengerti, didengar, dihargai, dan didampingi.

Lelaki dan perempuan memang berbeda. Kejadian sehari-hari yang cukup jelas dapat menggambarkan perbedaan ini misalnya, dalam hal belanja. Bagi lelaki, belanja adalah mencari barang yang diinginkan atau dibutuhkan, sehingga ketika telah mendapatkan barang yang dibutuhkan, ya sudah. Namun, bagi perempuan, belanja adalah proses jalan-jalan, melihat, mengagumi, mencoba berbagai barang-misalnya gaun-membandingkan, dan lain sebagainya. Kalau perlu dari ujung mall ke ujung mall lainnya sampai puas. Perbedaan inilah yang kerap kali tidak dimengerti oleh kedua belah pihak.

Kalau lelaki dan perempuan berbeda. lantas bagaimana ? Apakah hal itu berarti bahwa mereka tidak ada kecocokan.

Seperti telah dijelaskan bahwa persoalan adalah mereka lupa akan perbedaan psikis antara laki-laki dan perempuan. Jika mereka mengerti dan peka akan perbedaan ini, sebenarnya perbedaan ini tidak akan menggangu, tetapi justru akan saling melengkapi. Salah satu cara membangun pengertian adalah dengan komunikasi yang intensif diantara mereka berdua, agar saling memahami. Hal ini tidak mudah, karena proses pemahaman lewat komunikasi ini sering kali justru menimbulkan kesalahpahaman, sehingga pada awalnya akan terjadi konflik. Tetapi apabila proses ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan menghasilkan buah yang manis, jika tahap pemahaman satu sama lain tercapai.

Kerap kali yang terjadi adalah l ebih baik diam dari pada bicara dan menimbulkan kesalahpahaman. Lebih baik menipu, demi "kebaikan". Bukankah perempuan lebih suka dibohongi, dari pada dijelaskan apa adanya mengenai keburukan suaminya (pasangannya) yang akan menyakitkannya ? Itu menurut lelaki lho .. he2. Tapi tak mutlak kok ..

Alkisah, sepasang suami - istri hidup bahagia. Mereka selalu menanam ketimun dan kerap membuat acar bersama. Sang suami selalu berusaha mencari jenis ketimun yang paling bagus untuk ditanam, sedangkan sang istri selalu berusaha memperbaiki resep acarnya. Mereka adalah keluarga bahagia dengan tiga orang anak. Semua tamu yang berkunjung ke rumahnya pasti pulang dengan sebotol acar "home made" mereka yang erkenal. Para tetangga mengagumi keluarga yang hidup rukun, bahagia, dan penuh damai itu.

Suatu hari sang suami meninggal. Pada masa liburan, anak-anaknya pulang ke rumah, si sulung pun berkata, " Ma Kami Tahu mama suka membuat acar, jadi kami semua sepakat untuk menanam ketimun lagi."

Sang ibu menjawab sambil tersenyum, "Terima kasih anak-anakku, tetapi kalian tak perlu repot untuk menanam ketimun, sebab sebenarnya Mama tidak suka membuat acar, Mama melakukannya hanya karena Papa suka menanam ketimun."

Mereka kaget dan terharu, tetapi si anak bungsu jadi bingung dan sedih, sebab beberapa hari sebelum meninggal, ayahnya p ernah mengaku bahwa sebenarnya ia juga tak suka menanam ketimun, ia melakukannya hanya untuk menyenangkan ibu mereka.

Apakah cerita di atas membahagiakan ataukah malahan menyedihkan ? saya juga bingung untuk menjawabnya. Di satu sisi membahagiakan, karena mereka benar-benar tulus melakukan sesuatu untuk membahagiakan pasangannya. Para tetangga sangat menyukai mereka dan bahkan mengagumi mereka !! Namun, di sisi lain menyedihkan, karena mereka gagal berbagi perasaan sebenarnya satu sama lain, sehingga mereka gagal berbagi sukacita yang sepenuhnya !

Mereka memilih diam agar tercipta kedamaian, padahal kedamaian yang mereka rasakan belum tentu kedamaian sejati yang mendatangkan kasih dan sukacita ! Ada "diam tetapi damai" dan ada "damai yang sejati". Manakah yang akan kita pilih ?? Mari membuat pilihan ini ... GOd Bless You

No comments: